Pengalaman mengikuti seleksi dosen Universitas di Semarang

Hai,selamat pagi dini hari. Dah lama gak nulis. Mumpung lagi gak bisa tidur, mau sedikit cerita aja.

Sekitar akhir tahun 2017 kemarin sempat ikut seleksi penerimaan dosen di salah satu Univeesitas swasta semarang. Pertama-tama dapat undangan untuk psikotes. Pesertanya sekitar 23 orang. Konsultan psikotesnya apa namanya saya lupa. Tapi dari USM (universitas semarang). Soalnya macem macem. Mulai dr tes koran, gambar orang, terus melengkapi titik dan gambar, tes balok diputer-puter, dan masih banyak lainnya. Biarpun hanya psikotes, aku sarankan tetap belajar dari buku2 psikotes. Kenapa? Agar kita tau cara-cara menjawabnya. Selain itu juga ada wawancara dengan psikolog.

Alhamdulilah lolos psikotes. Dapat undangan lagi untuk mikro teaching. Yg lolos 6 orang. Aku dah nyiapin materi manajemen keuangan. Karena aku datangnya paling belakangan, aku dapat urutan terakhir. Denger2 cerita dari no urut yang sebelumnya, kita mikro teaching di depan banyak dosen-dosen. Sebagiab besar materi presentasi belum selesai sudah di stop. Terus di wawancara. Wkwkwk.. Jd deg degan. Tapi aku materi presentasinya cuma sedikit. Cm 10 slide sm judul dan ucapan terimakasih kayaknya. (dasar aku memang pemalas).

Nah tibalah giliranku untuk mulai. Aku buka dengan hadist “sesungguhnya ilmu lebih baik daripada harta. Ilmu menjagamu sementara harta kau menjaganya. Sepertinya audience tampak gimana gitu nglihatin aku. Wkwkwk.. Mungkin aku lebay banget ya. Selanjutnya aku tayangankan video di youtube tentang bangrutnya perusahaan jamu nyonya meneer. Terus aku jelaskan betapa pentingnya manajemen keuangan dalam perusahaan. Eh tidak terasa semua slide sudah aku jelaskan.

Kemudian lanjut sesi tanya jawab atau wawancara. Nah pada saat wawancara itu, aku tahu gimana hasik psikotes kemarin. Hasil baiknya, kerja cepat, pandai berhitung, ya pokoknya baik baiklah. Agak sedikit lupa. Namun ada satu yang kurang bagus. Yaitu… “semangat kerja yang rendah”. Wkwkwk.. Sepertinya karena aku banyak memilih jawaban yang pilihannya “menghindari konflik” pada pilihan2 jawaban yang menggambarkan diri anda. Nah point kekurangan itulah yang banyak ditanyakan. Kenapa motivasi berkerja rendah. Namun sepanjang sesi tanya jawab, kebanyakan audience tertawa. Apa mungkin karena jawabanku terlalu konyol ya. Tp sepertinya mereka terhibur.

Aku sih udah pesimis, kayanya gak lolos deh kemarin. Eh dapat sms untuk wawancara dengan rektor. Yang dipanggil 4 orang.

Nah saat wawancara dengan rektor tersebut dijelaskan tugas dan gajinya. Ditanya juga gaji di kantor yg sekarang berapa. Dan untuk bisa bekerja dalam waktu dekat. Nah dari situ gak tau kenapa gak dipanggil lagi. Padahal dah berharap banget. Yg 3 orang lainnya dipanggil buat tes kesehatan. Cuma aku seorang yang enggak.

Ya mungkin memang belum rejeki aku. Mungkin Allah belum mengijinkan. atau Allah tau isi hati aku yang sebenarnya kalau disatu sisi aku gak pengen kerja secepat itu karena masih mau nunggu bonus tahunan dr kantor. Mungkin bagi Allah, hatiku belum tulus dan suci untuk mengabdikan diriku sebagai dosen. Mungkin bagi Allah, aku masih terlalu menilai sesuatu dr materi. Mungkin benar aku gak yakin karena gaji dosen itu jauh lebih kecil dr gaji di kantor yang sekarang. Sehingga Allah tidak memantaskan diri ini menjadi seorang dosen. Ampuni diri ini ya Allah.

Apapun yang terjadi, semoga mmg ini jalan yang terbaik dari Allah. Aamin..

Pati, 24 juni 2018

Mama Lana